Saturday

Bermain yang sesungguhnya

Foto ini merupakan bentuk partisipasi dalam Turnamen Foto Perjalanan (Ronde : 39)

Disaat anak-anak kecil di kota besar gembira bermain dengan gadget mereka, anak-anak di pulau Geser- Maluku ini gembira bermain di alam bebas. Hayo, lebih seruan mana cuman mantengin gadget yang bikin sakit mata atau seru-seruan bersama teman-teman berenang sambil hujan-hujanan ? :) 

Sunday

my favorite travel partners

Traveling buat saya adalah sebuah kegiatan yang seharusnya menyenangkan, namun terkadang kegiatan yang harusnya menyenangkan ini bisa berubah menjadi tidak menyenangkan kalau kita salah memilih teman perjalanan atau travel partner. Travel partner itu ibarat backpack, kalau salah milih backpack buat traveling tentu perjalan kita bakal jadi nggak nyaman apalagi backpack yang kita pakai bakal kita bawa kemana-mana bahkan terkadang untuk perjalanan yang jauh dan melelahkan. Kalau sudah capek, bukan tidak mungkin backpack yang kita bawa bisa dipake buat bersandar atau bantal ketika tidur. Nah, itulah mengapa travel partner saya ibaratkan dengan backpack.

Beberapa kali traveling dengan travel partner yang berbeda-beda membuat saya jadi belajar, baik dalam memilih travel partner yang tepat maupun lebih fleksibel ketika traveling. Saya sendiri dalam memilih travel partner memang tergantung tujuan ketika melakukan traveling, biasanya kalau akan berwisata ke tempat yang jauh dan bener-bener mau exprlore sebuah tempat, saya memang memilih orang yang memang sudah terbiasa atau paling nggak, seneng jalan-jalan. Kalau memang harus traveling dalam group, biasanya saya lebih memilih dengan teman-teman dekat saya, meskipun nggak semua orang dalam group enak buat diajak jalan-jalan, senggaknya saya ngerti karakter mereka dan kalo traveling kayak gini biasanya saya jadi manuter alias lebih sering manut atau ngikut kemanapun. Sejauh ini cuman dua orang yang menurut saya paling enak diajak traveling, yaitu Lele dan Daniel, sedangkan kalo traveling rame-rame tetap teman-teman kampus yang seangkatan.

saya dan lele di Toraja
Saya dan Lele di tahun 2012 ngebolang ke Sulawesi Selatan, kebetulan waktu itu ada promo dari merpati yang akhirnya membuat saya dan Lele gatel buat pengen beli. Waktu itu pilihan kami ke NTT atau Makassar, tapi namanya tiket promo yaaaa, perjuangan buat bisa kebeli ya juga harus luar biasa, dan setelah beberapa kali gagal ngebooking akhirnya saya dan Lele dapat tiket ke Makassar (Link cerita makassar dan Toraja). Buat saya sendiri, Lele memang travel partner yang tepat kalau diajak blusukan terutama ke tempat wisata alam, soalnya dia anak kehutanan yang super macho dan ogah ribet. Iya, Lele memang orangnya sangat nggak mau ribet, kalo kemana-mana bawaannya dikit, ringkes dan nggak rempong harus gini gitu. Jalan-jalan dengan Lele juga fleksibel banget, sewaktu di Toraja kami memang belum booking penginapan dan sebelum ke Toraja kami hanya ketemu sekali buat ngomongin itinerary. Ketika sampai di Toraja, dengan peta daerah Toraja, kami naik motor ke tempat-tempat yang menurut kami memungkinkan untuk didatangi, karena waktu yang terbatas dan juga cuaca yang kurang mendukung. Selain ogah ribet, hal yang paling saya suka dari Lele adalah, dia nggak suka belanja. Saya sendiri terkadang masih sering berburu kerajinan tangan khas suatu daerah yang saya datangi, tapi jalan-jalan dengan Lele memang bikin napsu buat beli ini itu jadi menurut, dan itu tentu baik buat kesehatan kantong saya. Satu-satunya hal yang nggak enak kalo sama lele, cuman dia itu bangunnya suka siang, jadinya mau kemana-mana pasti rada siangan berangkatnya.

Daniel 
saya dengan daniel,toby dan shri

Beberapa waktu lalu saya dan beberapa orang teman ke Bromo salah satu diantaranya adalah Daniel. Selama punya beberapa teman yang berasal dari Jerman, Daniel adalah orang Jerman yang paling-nggak-kayak Jerman. Iya, dia super nyantai, kadang ngaret, dan super sekali toleransinya. Ketika ke Bromo temen Daniel, namanya Toby juga ikut dan si Toby ini ngaku sendiri dia Jerman banget. Ketika ke Bromo ada kejadian supir bis kami dari Probolinggo ke Cemoro Lawang nyoba nipu kami dan itu buat si Toby jadi beneran marah, dia bilang mending bayar mahal dari pada ditipu (cerita tentang bromonya, nyusul yak). Nah, ketika si Toby marah-marah si Daniel dengan santai dan tenang ngomong ke si Toby buat lebih tenang dan nggak marah-marah, sedangkan turis yang sebis dengan kami juga ikutan ngomel-ngomel ke si supir. Selain itu nggak ribet, Daniel juga orangnya fleksibel mau makan apa aja oke, mau kemana aja oke, asal jangan ke mall. Tapi, jangan kira selalu enak jalan-jalan sama Daniel, nggak enaknya dia itu doyan jalan kaki, kemana-mana maunya jalan kaki, jadi kalo jalan sama dia dijamin pasti diajakin jalan kaki.

Teman-teman kampus
Selain Daniel dan Lele, travel partners yang enak diajak kemana-mana adalah cowok-cowok KPJ (alias temen-temen cowok di kampus). Tahun 2011, saya ke Karimunjawa dengan 9 orang teman kampus, yang semuanya cowok. Iya, jalan dengan cowok itu lebih enak dibanding jalan dengan cewek, terutama cewek yang ribet. Traveling dengan cowok itu enak, selain nggak ribet mereka lebih nyantai dan nggak panikan, saya yang sebenarnya rada panikan jadi ikut kebawa santainya ketika jalan-jalan dengan mereka. Tapi, kalau nanya ke mereka pasti mereka kesel dengan saya sewaktu di Karimunjawa huahaha *evil laugh*, soalnya ketika di homestay, saya milih kamar dengan kamar mandi di dalam, dan kamar yang saya tempati sebenarnya bisa buat tiga orang, tapi nggak mungkin dong saya gabung dengan mereka, akhirnya mereka tidurnya dempet-dempetan di kamar lain dan ada beberapa yang tidur di ruang tamu *maap maap yaa, tapi seperti kata beyonce “who run the world? GIRLS!” hehe*. Tapi jalan-jalan dengan cowok-cowok nggak selalu enak ada juga nggak enaknya, salah satunya harus terlibat atau paling nggak dengerin obrolan cowok yang pada umumnya rada mesum dan mau nggak mau harus siap jadi bahan ledekan. Oh ya, selain cowok-cowok di kampus, teman-teman cewek juga enak buat diajak jalan-jalan karena anak-anak geografi emang dasarnya pada doyan kelayapan jadinya selalu seru kalau sama mereka.


Nah, selain traveling dengan mereka, saya juga pernah beberapa kali dapat travel partners yang nyebelin, mulai dari yang doyan belanjanya level dewa sampai yang banyak maunya, kalau sudah ketemu dengan orang seperti itu, biasa kalo nggak misah dengan mereka paling saya jadi ngikut aja daripada berantem trus buat semua jadi nggak nyaman dan liburan atau traveling jadi nggak menyenangkan dan bubar jalan, hitung-hitung melatih kesabaran. Jadi, pintar-pintarlah memilih travel partner dan jadilah orang yang lebih fleksibel kalau mau perjalanan kalian ke sebuah tempat tetap menyenangkan.  

Tuesday

Turnamen Foto Perjalanan Ronde : 35 - Museum

Meet the living legend of Cubist Movement


Siapa yang tidak tahu Madame Tussauds, museum lilin yang memamerkan patung lilin berbagai tokoh terkenal dunia. Ketika berkunjung ke Madame Tussauds di Bangkok, salah satu patung lilin yang mencuri perhatian saya adalah patung lilin Pablo Picasso, seniman asal Spanyol yang terkenal dengan aliran kubisme. Patung lilin Picasso berada diantara beberapa replika lukisannya, salah satunya adalah lukisan yang berjudul The Weeping Woman