Monday

Keep Us





When the rain set in we had nowhere left to goso we just stayed in bed while the thunder rolledthere's a comfort in the rain, one that lovers only knowso we lay hand in hand while the water rose ...
Every season will turn til the world is upside downrivers overflow then go undergroundbut in the eye of the storm, in the safety of this housewe lay hand in hand while the world turns around.
So keep us and keep us, keep us from the storm.There's a lesson in the rain, that change will always comelet us ride this wave and then greet the sunand though the ground may shake and we’ll thinkwe’ve had enoughwe must raise our flags for the ones we love.So keep us and keep us, keep us from the storm.Keep us and keep us and keep us from the storm.

- Peter Bradley Adams- 

Sunday

Festival Sinema Prancis ke-17


Kemarin dan hari ini saya menyempatkan diri untuk menonton film di Festival Sinema Prancis yang ke-17. Sebenarnya Festival Sinema Prancis ini telah diadakan mulai bulan Desember 2012, dalam festival tersebut diputar beberapa film terbaru dari negara Prancis. Yah, filmnya pake Bahasa Prancis dong???Yaiyalah namanya juga Festival Sinema Prancis, tapiiii gak usah khawatir semua film yang diputar ada subtittle Indonesia dan Inggrisnya kok. Festival Sinema Prancis ini diadakan di 12 kota di Indonesia, Yogyakarta salah satunya mulai dari tanggal 19 sampai 20 Januari 2013. Nah, biar lebih jelas silahkan klik saja festival sinema prancis :) 

Di Festival Sinema Prancis ini saya menonton dua film yaitu Comme un Chef dan Les Lyonnais, dan kedua film ini KEREEEEN BANGEEETTT!!!

Comme un Chef
Sutradara : Daniel Cohen
Genre      : Komedi
Pemain    : Michaël Youn dan Jean Reno
Nih Trailernya  Comme un Chef

COMME UN CHEF
Film ini bercerita tentang Jacky Bonnot seorang pecinta kuliner berumur 32 tahun. Jacky mempunyai mimpi untuk menjadi chef terkenal dan mempunyai restoran ternama. Jacky mempunyai pacar yang sedang mengandung bernama Béatrice, karena pacarnya sedang hamil tua dan akan melahirkan Jacky pun bekerja menjadi chef di restoran-restoran kecil. Di restoran tempat ia bekerja Jacky selalu memasak menu-menu unik, Jacky yang sebenarnya mempunyai bakat alami dalam menciptakan masakan yang super lezat tidak dihargai bakatnya dan hasilnya dia selalu dipecat dari tempat ia bekerja karena memasak sesuatu yang dianggap tidak wajar. Sampai suatu saat Jacky menyerah untuk bekerja menjadi chef dan akhirnya bekerja sebagai tukang cat di sebuah panti jompo. Ketika bekerja sebagai tukang cat Jacky juga ikut memasak masakan untuk para lansia di panti jompo tersebut dan akhirnya bertemu seorang chef berbintang Alexandre Vauclair yang tanpa sengaja mencicipi masakan Jacky. Alexandre sendiri merupakan seorang chef berbintang yang sangat dihormati namun saat ini reputasinya dipertanyakan sebagai seorang chef berbintang 3 karena dianggap kurang inovatif. 

Pertemuan mereka di panti jompo tersebut akhirnya membawa Jacky bekerja sebagai asisten Alexandre, dan tanpa diketahui pacarnya Béatrice Jacky pun berhenti bekerja sebagai tukang cat dan bekerja tanpa bayaran sebagai asisten Alexandre. Berbagai konflik mulai terjadi mulai dari Alexandre yang tidak peduli dengan anaknya, Béatrice yang meninggalkan Jacky karena merasa dibohongi, hingga kehebohan yang terjadi ketika Jacky dan Alexandre berusaha berbagai cara untuk menciptakan menu baru untuk musim semi. Reputasi Alexandre yang dipertarukan dalam penciptaan menu baru tersebut dan sebagai chef berbintang tiga Alexandre melakukan berbagai cara untuk menciptakan menu baru tentu saja dengan bantuan Jacky. Penasaran kan gimana endingnya? silahkan tonton saja, semoga saja DVDnya rilis di Indonesia :) 

Film Comme un Chef ini adalah film berbahasa Prancis pertama yang saya tonton dan film ini sangat recommended untuk ditonton, kocak banget filmnya. 


Les Lyonnais/ A Gang Story
Sutradara : Olivier Marchal
Genre      : Drama Aksi
Pemain    : Gerard Lanvin, Tcheky Karyo, Daniel Duval, dan Dimitri Storoge.
Trailernya Les Lyonnais


LES LYONNAIS
Berbeda dengan Comme un Chef film Les Lyonnais ini filmnya tentang Geng Lyonnais yang merupakan geng mafia yang terkenal sebagai perampok yang paling ditakuti di awal tahun 70an. Momon, Suttel, Cristo dan Dany dan Nick adalah anggota geng Lyonnais. Momon dan Suttel merupakan pemimpin geng ini, persahabatan keduanya dimulai ketika mereka bertemu di penjara anak-anak. Setelah keluar dari penjara mereka berdua menjadi perampok bersama hingga akhirnya membentuk Lyonnais bersama ketiga sahabat mereka. Berbeda dengan anggota Lyonnais lainnya Momon adalah seorang yang sangat mencintai keluarganya, dia sangat setia kepada istrinya Janou dan begitu mencintai anak-anaknya. Bahkan Momon adalah anggota Lyonnais yang tidak pernah membunuh ketika mereka melakukan perampokan. 

Perampokan yang dilakukan geng ini tidak pernah meninggalkan jejak, hingga akhirnya ada seorang diantara mereka yang berkhianat sehingga semua anggota geng dijebloskan ke penjara kecuali Nick yang berhasil kabur. Dalam geng Lyonnais ada semacam peraturan  tidak tertulis kalau mereka tidak akan pernah mengadu atau mengaku tentang kejahatan mereka meskipun mereka disiksa bahkan dibunuh sekalipun. Karena berbagai kejahatan yang mereka lakukan serta penghianatan dari salah seorang anggota geng, mereka pun dipenjara selama bertahun-tahun termasuk istri Momon, Janou. 

Setelah keluar dari penjara kehidupan Momon begitu bahagia selama bertahun-tahun, dia dikaruniai 3 orang anak dan 8 cucu hingga suatu saat Suttel ditangkap oleh polisi. Saat itu Momon dan anggota geng lainnya berusaha untuk membebaskan Suttel dan membuat mereka berurusan dengan mafia-mafia yang juga mengincar Suttel. Berbagai konflik pun bermunculan mulai dari ancaman terhadap Momon dan keluarganya, Putri Suttel yang dibunuh hingga pembalasan dendam yang dilakukan oleh Momon dan Suttel kepada mafia-mafia serta Nick mantan anggota geng Lyonnais yang dianggap berkhianat. Berbagai kejadian tersebut akhirnya mengungkap siapa sebenarnya pengkhianat dalam geng Lyonnais. Nah untuk yang penasaran dengan film ini, ada juga versi Amerikanya judulnya A Gang Story dan film ini juga recommended banget!!!

Booklet dan tiket nonton Comme un Chef dan Les Lyonnais :) 


Wednesday

Jalan-jalan ke Makassar


Makassar adalah salah satu kota yang sudah beberapa kali saya datangi. Bulan September lalu saya berkesempatan untuk datang lagi ke Kota Angin Mamiri ini. Berbeda dengan kedatangan saya sebelum-sebelumnya yang hanya untuk liburan bareng keluarga, kali ini saya ke Makassar untuk jalan-jalan tanpa keluarga. Sebelum lebaran, saya dan Lely, teman saya ketika KKN berencana untuk traveling bersama di Makassar dan Toraja. Kenapa Makassar?? Sebulan sebelum lebaran, ada salah satu maksapai penerbangan yang lagi promo gila-gilaan untuk penerbangan ke daerah timur, untuk penerbangan ke beberapa daerah harga tiket kurang dari Rp 200.000. Saya dan Lely pun akhirnya berburu tiket ke daerah timur, dan dengan berbagai pertimbangan akhirnya Makassar jadi daerah tujuan kami. Kami mendapat tiket untuk Makassar-Yogyakarta seharga Rp 170.000. Karena waktu yang kami tentukan adalah setelah lebaran, jadi saya terbang dari Ambon ke Makassar dan Lely terbang ke Makassar melalui Jakarta dengan maskapai penerbangan dan harga tiket yang sama yaitu Rp 170.000. Lely tiba beberapa hari di Makassar sebelum saya, jadinya dia sempat untuk ke beberapa tempat wisata di Makassar. Sesampainya di Makassar, saya menginap sehari di tempat saudara saya dan besoknya saya langsung janjian untuk bertemu dengan Lely. Biar lebih leluasa jalan-jalannya saya dan pun menginap di kontarakan teman saya Nutri. Saya memang mempunyai beberapa sanak saudara yang tinggal di Makassar, tapi udah pada tahu kan kalo tinggal ama saudara itu pasti ga bisa sesantai tinggal ama temen.  Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik untuk menjelajahi kota Makassar, saya sudah beberapa kali ke kota ini, dan saya lebih tertarik untuk secepatnya ke Toraja, ketimbang jalan-jalan keliling kota Makassar. Ketika di Makassar saya mengunjuingi beberapa tempat wisata yang ada di Makasar, yaitu :

Bantimurung
Bantimurung adalah salah satu objek wisata yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan. Bantimurung merupakan taman nasional yang juga merupakan lokasi objek wisata   Letaknya di Kabupaten Maros, sekitar 1 jam dari pusat kota Makassar, itupun kalo gak macet. Untuk sampai ke Bantimurung, saya dan Lely naik pete-pete dari Tamalanrea, ke terminal daya, dan kemudian dilanjutkan ke pasar Maros, dan lanjut naik pete-pete ke Bantimurung. Saat dalam pete-pete menuju Bantimurung dari pasar Maros, kami ditawari supir pete-pete untuk diantar sampai ke dalam Taman Nasional Bantimurung, dengan membayar Rp 5000, per orang, tapi karena dalam pete-pete ada banyak penumpang lainnya saya dan Lely akhirnya cuman sampai depan gerbang masuk utama TN Bantimurung. Kami pun mengikuti signage yang ada, yang menuntun kami ke Taman kupu-kupu, niatnya sih maunya masuk ke taman kupu-kupu tersebut, namun loket penjualan tiket kosong, dan begitu sepi. Akhirnya kami pun meninggalkan taman tersebut dan jalan kaki ke lokasi wisata air terjun yang ada di TN Bantimurung. Dari gerbang utama ke lokasi wisata air terjun Bantimurung kami jalan kaki sekitar 2km, si Lely sih seneng-seneng aja, dia udah biasa ngesot dari kosnya kemana-mana, nah saya? ngos-ngosan dong!

Pemandangan sebelum memasuki gerbang utama bantimurung
Gerbang utama Taman Nasional Bantimurung, sayang mau pilkada jadi yaa...bisa liat sendiri kan..
Si Lely lagi girang bener pose di depan patung saudaranya :) 
Signage untuk masuk ke Taman Kupu-Kupu
Taman Kupu-Kupu
Sampai di lokasi wisata air terjun Bantimurung, saya sama Lely langsung cari makan, yaa tapi ujung-ujungnya cuman ketemu bakso doang. Setelah makan bakso kami liat-liat ke toko oleh-oleh khas bantimurung yang hampir semuanya adalah kupu-kupu yang diawetin yang dijadiin gantungan kunci , bross, sampai dipigura. Kupu-kupu yang dijual beragam, mulai dari warna sampai ukuran. Harganya juga mulai dari ribuan, sampe ratus ribuan. Saya sempat bertanya kepada mbak penjual oleh-oleh, "apa gak habis kupu-kupu di taman nasional ini kalau ditangkap buat dijadiin oleh-oleh gini??", "gak mbak, ini kan kupu-kupu liar yang kami tanggkap diluar area taman nasional atau kupu-kupu yang telah mati". Entah itu jawaban yang jujur atau gak, tapi saya menyesal membeli banyak gantungan kunci dari kupu-kupu yang diawetkan itu, lebih menyesal lagi setelah sampai di Jogja, ketika ngasih ke seorang teman dan dia bilang, jahat banget sih kupu-kupu di awetin kayak gini.

Air Terjun Bantimurung
Bantimurung
Bantimurung
Untuk masuk ke dalam objek wisata T.N Bantimurung akan dikenai biaya tiket masuk sebesar hmm, kalo ga salah 10ribu atau 15ribu *maaf, lupa*. Nah, ada beberapa objek wisata yang bisa kita nikmati di tempat ini, antara lain menikmati indahnya air terjun, berenang di sekitar  lokasi air terjun, bisa juga piknik bareng keluarga di sekitar air terjun, menelajahi Goa Batu yang lebih dikenal dengan nama goa mimpi, dan ada juga yang menyebutnya goa jodoh, saya gak tahu kenapa sampai bisa disebut dengan Goa Mimpi atau Goa Jodoh. Sebelumnya saya berencana untuk masuk ke dalam Goa Batu, namun karena hari semakin sore, dan kami takut akan kesulitan untuk mencari pete-pete maka saya dan Lely hanya berkeliling sebentar dan duduk menikmati keindahan air terjun Bantimurung yang saat itu tidak terlalu ramai pengunjung.

Benteng  Fort Rotterdam
Beberapa kali saya ke Makassar baru kali ini saya tertarik untuk mengunjungi Benteng Rotterdam yang merupakan salah satu ikon wisata Kota Makassar. Benteng ini merupakan salah satu peninggalan kerajaan Gowa yang dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9.  Salah satu tujuan saya ke tempat ini adalah untuk mengunjungin Museum La Galigo yang berada dalam kompleks benteng Fort Rotterdam ini, namun saya kurang beruntung karena datang pada waktu yang tidak tepat, di sore hari ketika museum tersebut telah tutup. Selain sebagai tempat wisata, tempat ini juga digunakan sebagai ruang publik untuk bersantai di sore hari bagi masyarakat Makassar. Sewaktu disana, saya bertemu dengan sepasang calon pengantin yang melakukan foto prewedding dengan menggunakan baju khas Makassar, saya pun langsung minta untuk berfoto bersama mereka. Karena hari semakin sore, saya pun memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut. 
Fort Rotterdam
Gedung E Benteng Fort Rotterdam
Bersantai di dalam kompleks Benteng
Pantai Losari
Setelah dari Fort Rotterdam saya menyempatkan untuk mencari makanan kesukaan saya di Pantai Losari, pisang epek. Beberapa kali saya ke Makassar, jujur saja saya tidak begitu tertarik untuk berlama-lama di salah satu tempat yang menjadi landmark kota Makassar ini. Setelah sampai di pantai Losari saya langsung memesan satu porsi pisang epe atau yang di Ambon dikenal dengan pisang gepe. Setelah saya memesan pisang epe, saya langsung  mencari tempat duduk dan tidak lama kemudian pisang pesanan saya pun datang dan langsung saja saya melahap pisang epe sembari menikmati senja di Pantai Losari. 
Pisang Epe
Senja di Pantai Losari

Friday

Bruno Merz

Dear Bruno Merz, 

YOU JUST BLEW ME AWAY WITH YOUR SONGS.....

Sincerely yours, 
Your new fan. 
Hi Sir, you just make me fly into your music through your angelic voice
Pertama kali mendengar lagunya Bruno Merz waktu nonton Life as we know it, salah satu film favorit saya karena ada si abang ganteng Josh Duhamel. Biasanya sih saya langsung nyari songlist soundtrack film yang saya tonton, berulang kali nonton life as we know it setelah kali ke-4 menonton film ini barulah saya mencari songlist soundtrack film ini. Dan setelah menemukan songlist soundtrack film tersebut satu lagu yang paling nyantol dikuping saya adalah For You Now - Bruno Merz. Saya pun langsung nyari di Youtube video for you now-nya Si Bruno Merz ini dan WOW, saya langsung jatuh cinta dengan musiknya, emang sih sekilas namanya mirip Bruno Mars tapi buat saya suaranya jauh lebih bikin meleleh dibanding Bruno Mars. 

Bruno Merz ini penyanyi kelahiran New Zealand dan saat ini tinggal di Leeds UK, dan kerennya dia juga kepilih jadi iTunes/Starbucks Pick of the Week. Selain sebagai penyanyi dan penulis lagi dia juga bekerja sebagai ilustrator buku. Dari Blognya Bruno Merz saya tahu kalo dia sudah punya tiga album, dan sudah pasti saya suka dengan ketiga albumnya. Sayangnya sudah beberapa kali saya mencari albumnya di toko kaset tapi belum ketemu juga, lagu yang bisa saya download di internet hanya for you now doang :( 

Dari semua lagunya lagu Home Soon dan For You Now adalah lagu favorit saya dari album Departing From Crowds

This Time
Dec 2012

Departing From Crowds
Jan 2009

Through Darkness Into Day
Jan 2008


Home Soon 
Words and music by Bruno Merz 


All I would give just to be near you now. 
Your words in my hands, still got a thousand miles. 
Saw in your eyes, saw them take every word. 
It’s all in the past, so many words unheard. 
Fool that I’d become so unstuck now. 
Who would’ve saved my soul from this. 
Don’t go to sleep yet, ‘cos I’ll be home soon. 
Pick up my feet and leave these lonely rooms. 
Can already breathe your hair as you lean to me. 
Your whispering skin, whisper all over me. 
Full of love that I have longed for now. 
Full of hope that I have hoped for now.




For You Now 
Words and music by Bruno Merz 


Come away, come away 
leave it all far behind you. 
‘Cos it’s not who you are and it’s not what you wanted. 
I can see, I can see 
the strength there inside you. 
Calling you 
come away to where you’re bright eyed and hopeful. 
As a child is this how, you saw yourself all grown up. 
‘Cos I believe, I believe 
in your smile I see someone else. 
Coming through, coming through 
like the sun-rays that kiss your face. 
Like they always have done and they always will for you now. 
And everything will be alright now, alright.

Thursday

Trip to the east part 4 : Ora, The Hidden Paradise


Belakangan ini banyak banget orang Ambon yang heboh ngomongin keindahan Pantai Ora. Sebagai orang Ambon asli yang bertempat-tanggal-lahir di Ambon, saya juga penasaran dong sama keindahan Pantai Ora. Saya sudah sering mendengar banyak cerita tentang keindahan Pantai Ora ini sejak lama, tapi saya jadi lebih penasaran setelah seorang teman saya yang menunjukan foto temannya yang sedang liburan di Pantai Ora. Selama berbulan-bulan saya menahan rasa penasaran untuk melihat langsung keindahan pantai yang punya cottage di tengah laut yang mirip dengan cottage-cottage yang ada di Bora-Bora. Kalo ada yang gak tau Bora-Bora, Bora-Bora merupakan lokasi favorit buat liburannya para artis Hollywood, kayak keluarganya Kim Kardashian, Orlando Bloom dan Miranda Kerr, Keanu Reeves, sampai Nicole Kidman dan Keith Urban. Setelah berbulan-bulan hanya bisa liat gambar-gambar hasil browsing di internet sambil ngiler, akhirnya bulan September lalu saya kesampaian buat liburan di Ora. Seneng dong???Seneng banget!!!Kebetulan ada saudara saya yang akan berlibur ke Ora bersama keluarganya, jadi saya pun langsung minta untuk ikut bersama mereka.
Hasil browsing Ora dari internet yang bikin saya ngiler itu
sumber : http://myholidaydestination.blogspot.com
cottage di Bora-Bora
sumber : http://borabora-top.blogspot.com/

Untuk sampai ke Ora dari Ambon harus nyebrang ke Pulau Seram melalui pelabuhan Hurnala ke Pelabuhan Amahay dengan menggunakan kapal cepat dengan biaya Rp 150.000 untuk VIP dan Rp 100.000 untuk kelas ekonomi. Dari Amahay perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Desa Saleman dengan menggunakan mobil, biasanya sih kalo sebelum datang kita sudah reservasi akan ada mobil yang akan menjemput kita di Pelabuhan Amahay atau dapat mencarter mobil dari Amahay ke Saleman. Beruntungnya ada saudara yang bersedia meminjamkan mobil untuk dipake ke Saleman, jadi kami tidak perlu mecarter mobil. Perjalanan menuju Desa Saleman memakan waktu hampir 2 jam. Beberapa saat sebelum sampai di Desa Saleman, saudara saya yang mengemudikan mobil menurunkan laju mobil dan voila… terilhatlah pemandangan indah perbukitan dan cottage yang ada di Ora Resort. Setelah beberapa menit menikmati pemandangan yang bikin seger mata itu, kami pun melanjutkan perjalanan ke Desa Saleman
Pemandangan sebelum memasuki Desa Saleman
Pemandangan di Desa Saleman

Sesampainya di Desa Saleman, saudara saya langsung nanya ke penduduk setempat kalo mau ke Ora gimana,  ternyata udah ada speedboat yang emang disediain buat tamu yang mau nginap di Ora. Karena akan kami menginap semalam di Ora Resort, maka mobil yang kami bawa harus kami parkir ke desa Saleman, dan diitipkan di sebuah rumah yang terletak dekat dengan tempat speedboat. Menurut saya, pengelolah Ora Resort ini cukup keren, mereka juga melibatkan warga desa sekitar buat operasional resort mereka, jadi yang bawa speedboat, masak, dan beres-beres yaa warga desa sekitar Pantai Ora. Dalam speedboat yang kami tumpangi ke Pantai Ora, juga ikut dua orang ibu-ibu warga desa Saleman, yang bertugas sebagai juru masak di Ora Resort. 
  

There it goes, cottage terapung Ora Resort yang terkenal itu


Cottage ketiga adalah tempat saya menginap
Welcome To The Ora Eco-Resort
The hidden paradise 
Enjoying the sunset
Nah, biar makin eksotis kulitnya bisa berjemur disini

Untuk sampai ke Ora Resort dari Desa Saleman hanya memakan waktu kurang lebih 5 menit. Sesampainya di Ora Resort, saya langsung berkeliling resort yang sering dikunjungi turis asing ini. Ora Resort sendiri punya 2 jenis penginapan berupa cottage terapung, dan kamar-kamar yang ada didarat. Harga cottage terapung per malam adalah Rp 700.000/malam dan untuk kamar di darat Rp 400.000/malam sedangkan biaya yang dipatok untuk makanan adalah Rp 250.000 untuk 3 kali makan dan coffee break. Trust me, dengan biaya segitu kalian gak akan pernah nyesel buat datang ke tempat yang saya sebut "Hidden Paradise" ini.  
Penginapan darat Ora Resort
Cottage Terapung 
Tempat tidur yang ada di dalam cottage terapung

Bersantai setelah berenang di sore hari
Saya berserta saudara-saudara saya menginap di cottage terapung yang mirip dengan cottage yang ada di Bora-bora. Nah cottage tersebut punya twin bed dan yang paling bikin WOW, adalah pemandangan yang bisa dilihat dari cottage tersebut, dari balkon cottage kita bisa lihat pemandangan laut yang keren banget, ikan-ikan kecil berbagai warna, terumbu karang bahkan bisa langsung nyebur dari depan atau balkon cottage.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan di Ora, antara lain snorkeling, berjemur, berenang, dan mengunjungi beberapa tempat seperti air belanda, gua lusiala, air terjun dan bisa juga melakukan penjelajahan ke daerah hutan yang ada di sekitar Ora. Berhubung waktu kami di Ora terbatas hanya sehari jadinya kami hanya bisa menikmati pantai, berenang di sore dan pagi hari dan menikmati keindahan laut dan ngerasain dinner di pendopo terapung dengan suasana yang super romantis.


Berayun menikmati sunset 
Pendopo tempat dinner, romantis kan....
Surga banget ga sih ini, makan malam saya sewaktu di Ora
Berkeliling sekitar Ora dengan speedboat sebelum kembali ke Saleman



Meet the Kiwis





Beberapa tahun lalu keluarga abang saya jadi hostfam dua orang guru dari NEW ZEALAND, sekali lagi NEW ZEALAND BOOOOKKK!!! *Iya, iyaaaa norak!*. Selama kuliah di Jogja saya memang tinggal dengan keluarga abang saya dan di tahun 2010 kami kedatangan dua orang guru dari New Zealand, Debra dan Julliana. Debra adalah seorang guru di salah satu sekolah dasar di Wellington sedangkan Juliana seorang guru seni di sebuah sekolah menengah di Whangarei. Sudah sejak lama saya terbosesi dengan Negara para Kiwi itu. Oh ya, Kiwi adalah sebutan untuk New Zelander atau orang New Zealand. Dulu istri abang saya juga pernah tinggal di NZ pas SMA, dan dari ceritanya saya jadi semakin ngilerrr dan terobsesi dengan negara ini. Sebagai pecinta karya J.R.R Tolkien sudah pasti NZ menjadi salah satu daftar bucket list saya. *BANTU AMININ YAK*. Jadilah pas ketemu dua orang kiwi ini saya semakin excited. 


Selama di Jogja mereka berkunjung ke beberapa sekolah dasar untuk berbagi cerita tentang pengalaman mereka jadi Guru di NZ dan mengajar di beberapa kelas. Selama melakukan kegiatan mereka di Jogja, Kak Ully, istri abang saya selalu menemani mereka dan beberapa kali saya juga ikut jalan-jalan bersama mereka dan setiap malam biasanya kami menyempatkan buat ngobrol. Disela-sela kegiatan mereka, kami sempat jalan-jalan berempat, saya, Ka Ully, Debra, dan Julliana. Kami pergi ke Kaliurang buat nikmatin pemandangan gunung merapi, makan jaddah tempe, dan mampir di villa milik keluarga Ka Ully di Kaliurang.

Mereka tinggal selama 2 minggu dirumah kami, dan selama dua minggu itupun saya selalu belajar banyak hal mulai dari gaya hidup para Kiwi, gimana kota-kotanya sampai cerita tentang keindahan alam NZ, bahkan Debra sempat nunjukin beberapa foto ketika di traveling di NZ dan Juliana dengan niatnya bikinin album tentang kehidupan dia di NZ. Dari cerita dan beberapa hari bersama mereka, ada banyak hal yang mengubah pandangan saya tentang gaya hidup orang barat, dan sejak itu juga saya lebih bersemangat buat mewujudkan impian saya ke Middle Earth dan ketemu Legolas, eh?! *AMIIIINNN, DOAIN YAK KAK*

Meet the kiwis, Debra and Juliana
Saya dan Juliana 
Juliana di Gardu Pandang, kaliurang.
Nah kalo ini Debra di Kaliurang.
Sebelum balik ke NZ, Juliana ngasih buku ini ke Ka Ully dan memang SUPERB deh isi bukunya, aaaaahhhh makin ngebet ke Middle Earth!
Ini salah satu yang dibawa Juliana dari NZ, album kegiatan dia sehari-hari disana. She's not just an art teacher, but she an artist. 
Thanks Debra
Juliana juga ngasih saya T-shirt yang dia lukis sendiri :) 

See you in Middle Earth :) :) :) *fingers crossed*