Berwisata ke pantai ataupun pegunungan yang berhawa sejuk mungkin seringkali jadi pilihan ketika travelling, tapi buat saya kadang traveling itu lebih dari sekedar liburan atau bersantai di tempat yang sangat nyaman, tapi bagaimana kita lebih mengenali tempat yang kita datangi. Nah, buat yang sering bilang "aku anti-mainstream" coba deh kalian kalo jalan-jalan jangan ke pantai atau ke gunung, itu udah mainstream coba deh jalan-jalannya ke kuburan. Iya, berwisata ke kuburan, bukan sesuatu yang mainstream kan? :))). Wisata ke kuburan ini bisa kalian lakukan di Tana Toraja. Dipostingan kali ini saya mau cerita perjalanan wisata saya ke beberapa kuburan di Tana Toraja.
Tana Toraja ini merupakan salah satu tujuan favorit di Indonesia, baik oleh turis lokal maupun mancanegara. Bukan cuman wisata budaya, tapi pemandangan alam di Tana Toraja ini juga sangat cantik. Ketika saya berecana untuk ke Tana Toraja, saya sempat menanyakan ke beberapa teman yang sudah pernah kesana dan beberapa diantaranya merekomendasikan untuk melakukan a day tour di Tana Toraja. Setelah melakukan sedikit riset tentang tujuan wisata di Toraja, saya dan teman saya Lele memutuskan untuk menginap semalam di Toraja. Hal ini kami lakukan agar dapat mengunjungi beberapa tempat menarik yang ada di Tana Toraja yang beberapa diantaranya adalah kuburan khas Tana Toraja yang mungkin hanya ada di Tana Toraja.
Tempat pertama yang kami datangi adalah Bori yang merupakan salah satu kompleks kuburan untuk para bangsawan suku Toraja. Selain berbagai ritual upacara yang dilakukan
untuk sebuah kematian, hal lain yang menarik adalah orang yang telah meninggal
tidak dimakamkan di dalam tanah, melainkan dalam batu. Tidak hanya makam para
bangsawan, anda juga dapat menikmati kemegahan menhir yang merupakan batuan
peninggalan jaman dulu yang masih berdiri kokoh. Menhir-menhir tersebut
merupakan penanda meninggalnya pemuka adat atau tokoh masyarakat di Toraja. Selain melihat kemegahan menhir, kami juga mengunjungi wisata kuburan bayi dan
kuburan batu lainnya seperti kuburan bayi Kambira dan kuburan Lemo serta Kete
Kesu.
|
Salah satu kuburan di Bori |
|
Kuburan Batu di Kompleks pemakaman Bori |
|
Menhir yang masih berdiri kokoh di Bori |
Setelah dari Bori, kami menuju ke Kambira dengan motor yang kami sewa. Jarak dari Bori ke Kambira luamayan jauh, sekitar satu jam ditambah dengan nyasar sana sini. Ketika sampai di kuburan bayi yang
ada di Kambira, saya sendiri cukup tercengang. Kuburan bayi sangat berbeda
dengan kuburan umumnya yang ada di Toraja. Kuburan bayi ini tenyata merupakan
sebuah pohon besar yang disebut masyarakat sekitar dengan pohon Tarra yang
telah berusia ratusan tahun.
Ketika kami sampai disana, tempat tersebut telah ramai oleh beberapa turis dari
luar negeri dan beruntung kami bisa ikut mendengarkan penjelasan dari pemandu
wisata turis mancanegara tersebut. Dari pemandu wisata tersebut kami tahu bahwa
mayat bayi dikubur dalam sebuah lubang di pohon Tarra dan hanya bayi yang belum
tumbuh giginya saja yang boleh dikuburkan dalam pohon Tarra. Getah yang
dimiliki pohon Tarra membantu mengawetkan mayat si bayi dan menurut kepercayaan
masyarakat setempat getah tersebut dapat menggantikan air susu ibu dari si bayi
yang dikubur di pohon tarra.
|
Kuburan Bayi - Kambira |
|
Pohon Tarra |
|
Beruntung ada seorang guide yang sedang menjelaskan tentang sejarah pohon Tarra kepada turis, jadinya kami juga ikutan mendengar penjelasan guide tersebut. |
|
Pohon Tarra yang berusia ratusan tahun |
Kuburan lainnya berada di Lemo dan
Ketekesu. Kuburan yang ada di Lemo berbentuk tebing batu yang berukuran besar
yang terletak di dekat sawah sehingga kami dapat menikmati pemandangan yang
sangat menakjubkan, perpaduan antara kuburan khas Toraja dan hijaunya sawah
yang ada disekitarnya. Dari Lemo kami langsung menuju ke Ketekesu yang
merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi apabila berwisata ke Tana
Toraja.
|
Pemandangan yang ada disekliling kompleks pemakaman Lemo |
|
Kuburan batu di Lemo |
Ketekesu merupakan sebuah kompleks wisata
yang cukup luas yang berjarak 4 km dari Rantepao. Di kompleks wisata ini
terdapat makam batu serta goa. Selain makam, di Kete Kesu juga terdapat
beberapa buah tongkonan atau rumah adat. Setelah mengunjungi beberapa kuburan
khas Toraja, baru kali ini saya merasakan merinding ketika berwisata ke
kuburan. Di Kete Kesu kita dapat melihat banyak tengkorak dan tulang belulang
berserakan, dan hal inilah yang membuat saya bergidik ketika menaiki anak
tangga menuju sebuah goa yang didalamnya juga terdapat makam khas suku Toraja.
Menurut saya Kete Kesu adalah objek wisata yang paling wajib dikunjungi apabila
anda melancong ke Tana Toraja, karena tempat tersebut merupakan cagar budaya
yang menampilkan kebudayaan megalitik yang paling lengkap masyarakat Tana
Toraja, mulai dari Tongkonan, kuburan khas Toraja, hingga ukiran-ukiran khas
Toraja yang dapat anda temui di beberapa toko souvenir yang ada di dalam
kompleks wisata ini.
|
Tongkonan, bangunan khas Toraja |
|
Jangan kaget meliat banyak tengkorak yang berserakan di kompleks kuburan ini |
|
Tulang-belulang serta tengkorak yang berserakan di Ketekesu |
|
Salah satu makam bangsawan yang ada di Ketekesu |
|
Peti mati (erong) |
Note : Rata-rata untuk masuk ke kompleks wisata diatas dikenakan biaya (seingat saya) Rp 5000. Untuk datang ke tempat-tempat wisata tersebut lebih baik menggunakan motor :)
No comments:
Post a Comment