Monday

Perayaan Kematian di Toraja


Tana Toraja adalah salah satu daerah yang terkenal akan budayanya yang khas dan sampai saat ini masih terjaga kelestariannya. Salah satu yang menarik dari kebudayaan Toraja adalah Rumah Adatnya dan Tradisi Perayaan Kematian yang sangat terkenal dan selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan. 

WISATA BUDAYA

Seperti yang telah diketahui budaya serta adat istiadat suku Toraja memang masih sangat kental dan tetap terjaga hingga saat ini. Hal tersebut dapat terlihat dari bangunan-bangunan di Tana Toraja yang dihiasi bentuk serta ukiran khas suku Toraja. Salah satunya adalah rumah adat suku Toraja, yaitu Tongkonan.

Tanduk kerbau yang digantung didepan rumah menunjukan status sosial si pemilik rumah 
Tongkonan di desa adat Pallawa
Souvenis khas toraja yang dijual oleh penduduk di Pallawa
Patung khas toraja, patung oma-opa

Ada beberapa tempat yang dapat dituju apabila ingin melihat Tongkonan salah satunya adalah desa adat Pallawa. Di desa adat tersebut anda dapat melihat keunikan rumah adat suku Toraja. Salah satu keunikan yang kami temui di Tongkonan di desa adat Pallawa ini adalah bagian depan Tongkonan yang dihiasi oleh tanduk kerbau dan dari salah seorang orang tua yang ada di desa tersebut kami mengetahui bahwa dari jumlah tanduk kerbau yang digantung berjejer depan Tongkonan inilah kita dapat mengetahui status sosial dari sang pemilik Tongkonan. Semakin tinggi atau semakin banyak susunan tanduk kerbau maka semakin tinggi status sosial yang dimiliki. Bagi orang Toraja, kerbau bukanlah hanya sekedar hewan ternak, namun juga menjadi lambang kemakmuran dan status. 

Selain Tongkonan, ukiran kayu khas Toraja merupakan pewujudan budaya. Kurang lebih ada sekitar 60 jenis ukiran khas Toraja yang mempunyai aneka corak serta makna pada tiap coraknya. Warna yang dominan pada ukiran khas Toraja adalah merah, kuning, putih serta warna hitam. Kebanyakan ukiran khas Toraja merupakan ukiran yang abstrak serta geometris.
Souvenir khas Toraja *abaikan saja kardus-kardus dibelakangnya :)) *

TRADISI MERAYAKAN KEMATIAN
Selain rumah adat dan kerajinan khas Toraja, budaya yang sangat menarik lainnya yaitu Upacara Kematian. Bagi suku Toraja kematian merupakan hal yang penting, sehingga untuk menghormati kematian dilakukan upacara adat kematian yang dikenal dengan Rambu Solo. Rambu Solo merupakan upacara adat yang hingga saat ini merupakan salah satu event yang paling banyak diminati oleh wisatawan, terutama wisawatan mancanegara. Dalam tradisi suku Toraja Upacara Kematian dilaksanakan selama berhari-hari dan dirayakan secara meriah.

Perayaan upacara ini dilakasanakan berbeda pada setiap golongan sosial, semakin tinggi golongan sosialnya maka semakin meriah perayaan yang dilaksanakan. Ketika kami berada di Tana Toraja baru saja selesai dirayakan sebuah upacara kematian di sebuah daerah, sayangnya ketika kami sampai upacara tersebut telah berakhir namun beruntung kami sempat melihat tempat dilaksanakan upacara tersebut. Menurut pemilik hotel tempat dimana kami menyewa sepeda motor, biaya untuk melaksanakan sebuah upacara kematian bisa mencapai ratusan juta bahkan milayaran rupiah. Selain dari pemilik hotel, saya juga mengetahui banyak hal tentang upacara kematian di Tana Toraja dari seorang guide yang disewa oleh seorang turis asal Canada yang menginap di hotel yang sama dengan kami, beliau menceritakan tentang berbagai prosesi upacara kematian di Tana Toraja. 

Ketika saya berada di Toraja ada dua upacara kematian yang diadakan, namun saya melewatkan kedua upacara tersebut karena tidak dapat menemukan lokasi upacara tersebut berlangsung *sedih banget*. Namun di hari pertama di Toraja saya sempat mendatangi sebuah tempat yang menjadi tempat perayaan upacara kematian, namun sayangnya ketika kami sampai upacara tersebut telah berakhir.  Semoga dilain kesempatan saya bisa menyaksikan upacara pemakaman yang sangat terkenal itu :)
Pondok di tempat perayaan upacara pemakaman diadakan
tahang kerbau yang digantung menunjukan tingkatan sosial dari
penyelenggara upacara pemakaman tersebut
tempat penyembelihan kerbau pada saat upacara berlangsung

tempat pelaksanaan upacara pemakaman

5 comments:

  1. Biaya kematian di toraja sangta mahal :)Mau mati aja yaaa kok repot hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Cumiiiii, makasi lho mas, sudah mampir :))) hehehe, gitu deh mas, duit beli kebo bisa buat duit traveling keliling dunia ya mas :p

      Delete
  2. Pengen ngeliat Tongkonan langsung di Toraja deh, selama ini pernahnya yg di TMII doang :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toraja super seru kak. Lebih keren apalagi pas ada upacara kematiannya, biar bisa ngeliat upacaranya juga.

      Delete
  3. Anonymous13:40

    Adat toraja masih kental karena agama (khususnya Kristen) baru masuk sekitar 100 tahun yang lalu. waktu akan membuktikan, apakah budaya Toraja akan terus bertahan ?
    karena kalau saya pikir nilai agama sudah mulai mengental di Toraja, dan sudah banyak anak-2 toraja yang mengenyam pendidikan tinggi di pulau jawa (Toraja adalah salah satu kabupaten yang sangat banyak mengirimkan anaknya kuliah di pulau jawa) masuknya agama dan pola pikir yang maju akan merubah cara pandang dan cara berpikir anak-2 Toraja digenerasi yang akan datang. pemotongan hewan ditoraja pada masa anismisme (Aluk todolo) percaya bahwa semakin banyak kerbau yang dipotong akan semakin cepat melapangkan orang mati masuk ke puya(surga) tetapi saat ini semakin banyak kerbau yg dipotong status sosial seseorang akan naik walaupun dia bukan dari kalangan bangsawan (yg wajib memotong 24 ekor kerbau). prestise, gengsi ini akan sangat berbahaya untuk orang Toraja

    ReplyDelete