Monday

A Place Called Home


It takes hands to build a house, but only hearts can build a home.  ~Author Unknown

"And I left my heart there, in Ambon" 


I miss Ambon. Last time I was there, I had fun with my family and friends. One of best moments is when I was enjoying sunset in Christina Martha Tiahahu statue and the scenery was so wonderful. After that, I went around the town and enjoying the night. I was living there for years, somehow that evening was different for me, it was just special day.
I love the sky 
Welcome to Maluku
Beautiful Twilight
Beautiful, isn't it.   

Primadona Tana Toraja

Keramaian di Pasar Bolu

Di berbagai daerah di Indonesia, kerbau merupakan hewan yang sering digunakan tenaganya untuk membantu aktivitas manusia, salah satunya adalah membajak sawah. Hal yang berbeda kami temui ketika di Toraja, tidak hanya sebagai hewan pembajak sawah, Kerbau di Toraja merupakan hewan yang dianggap sangat istimewa sehingga dihargai lebih setara bahkan jauh lebih mahal daripada harga sebuah mobil atau rumah. Kerbau adalah hewan yang menjadi primadona di Tana Toraja, hal tersebut karena kerbau merupakan hewan yang sangat berperan penting dalam berbagai upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat Tana Toraja, salah satunya upacara kematian.

Suasana depan pasar Bolu
Pasar Bolu, merupakan pasar hewan yang diadakan hanya sekali dalam seminggu. Beruntungnya, hari kedua ketika kami berada di Toraja bertepatan dengan hari pasar. Berbekal informasi yang kami dapatkan dari petugas hotel dan beberapa tamu hotel yang juga adalah wisatawan asing, kamipun menuju ke Pasar Bolu yang terletak di sebelah Utara Rantepao. Pasar Bolu merupakan pasar hewan dengan komoditi utama adalah kerbau dan babi. Kedua hewan tersebut merupakan hewan yang selalu menjadi bagian dalam berbagai upacara di Tana Toraja, babi juga menjadi makanan yang sangat digemari oleh kebanyakan masyarakat Toraja dan sudah dikenal sebagai bahan utama berbagai kuliner khas Toraja.
Babi menjadi salah satu hewan yang paling banyak dijual setelah kerbau
Primadona Pasar Bolu : Kebo yang harganya 400 JUTA
Kebanyakan makanan Toraja merupakan olahan daging babi, hal ini membuat babi juga menjadi hewan yang banyak dijual


Babi di Pasar Bolu
Sapi yang dijual di Pasar Bolu 
Ketika sampai di Pasar Bolu hal menarik yang kami temui yaitu, mahalnya harga kerbau dengan jenis tertentu seperti kerbau berwarna belang yang dijual dengan harga 200juta rupiah, sedangkan kerbau biasa dijual seharga 5 sampai 10 juta. Selain kerbau dengan warna belang, jenis kerbau yang dijual dengan harga selangit lainnya, yaitu jenis kerbau albino yang dijual dengan harga 400 juta per ekor. Harga kerbau dengan warna belang dan albino sangat mahal karena kedua jenis kerbau tersebut yang kerap menjadi syarat untuk upacara kematian. Menurut salah seorang pemandu apabila ada bangsawan suku Toraja yang mengadakan upacara kematian maka jumlah kerbau yang akan menyembeli ratusan ekor babi serta kerbau dengan beberapa kerbau dengan kriteria tertentu yang sudah pasti berharga ratusan juta, jadi jangan heran kalau biaya untuk penyelenggaraan upacara kematian di Tana Toraja bisa mencapai milayaran rupiah. 

Perayaan Kematian di Toraja


Tana Toraja adalah salah satu daerah yang terkenal akan budayanya yang khas dan sampai saat ini masih terjaga kelestariannya. Salah satu yang menarik dari kebudayaan Toraja adalah Rumah Adatnya dan Tradisi Perayaan Kematian yang sangat terkenal dan selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan. 

WISATA BUDAYA

Seperti yang telah diketahui budaya serta adat istiadat suku Toraja memang masih sangat kental dan tetap terjaga hingga saat ini. Hal tersebut dapat terlihat dari bangunan-bangunan di Tana Toraja yang dihiasi bentuk serta ukiran khas suku Toraja. Salah satunya adalah rumah adat suku Toraja, yaitu Tongkonan.

Tanduk kerbau yang digantung didepan rumah menunjukan status sosial si pemilik rumah 
Tongkonan di desa adat Pallawa
Souvenis khas toraja yang dijual oleh penduduk di Pallawa
Patung khas toraja, patung oma-opa

Ada beberapa tempat yang dapat dituju apabila ingin melihat Tongkonan salah satunya adalah desa adat Pallawa. Di desa adat tersebut anda dapat melihat keunikan rumah adat suku Toraja. Salah satu keunikan yang kami temui di Tongkonan di desa adat Pallawa ini adalah bagian depan Tongkonan yang dihiasi oleh tanduk kerbau dan dari salah seorang orang tua yang ada di desa tersebut kami mengetahui bahwa dari jumlah tanduk kerbau yang digantung berjejer depan Tongkonan inilah kita dapat mengetahui status sosial dari sang pemilik Tongkonan. Semakin tinggi atau semakin banyak susunan tanduk kerbau maka semakin tinggi status sosial yang dimiliki. Bagi orang Toraja, kerbau bukanlah hanya sekedar hewan ternak, namun juga menjadi lambang kemakmuran dan status. 

Selain Tongkonan, ukiran kayu khas Toraja merupakan pewujudan budaya. Kurang lebih ada sekitar 60 jenis ukiran khas Toraja yang mempunyai aneka corak serta makna pada tiap coraknya. Warna yang dominan pada ukiran khas Toraja adalah merah, kuning, putih serta warna hitam. Kebanyakan ukiran khas Toraja merupakan ukiran yang abstrak serta geometris.
Souvenir khas Toraja *abaikan saja kardus-kardus dibelakangnya :)) *

TRADISI MERAYAKAN KEMATIAN
Selain rumah adat dan kerajinan khas Toraja, budaya yang sangat menarik lainnya yaitu Upacara Kematian. Bagi suku Toraja kematian merupakan hal yang penting, sehingga untuk menghormati kematian dilakukan upacara adat kematian yang dikenal dengan Rambu Solo. Rambu Solo merupakan upacara adat yang hingga saat ini merupakan salah satu event yang paling banyak diminati oleh wisatawan, terutama wisawatan mancanegara. Dalam tradisi suku Toraja Upacara Kematian dilaksanakan selama berhari-hari dan dirayakan secara meriah.

Perayaan upacara ini dilakasanakan berbeda pada setiap golongan sosial, semakin tinggi golongan sosialnya maka semakin meriah perayaan yang dilaksanakan. Ketika kami berada di Tana Toraja baru saja selesai dirayakan sebuah upacara kematian di sebuah daerah, sayangnya ketika kami sampai upacara tersebut telah berakhir namun beruntung kami sempat melihat tempat dilaksanakan upacara tersebut. Menurut pemilik hotel tempat dimana kami menyewa sepeda motor, biaya untuk melaksanakan sebuah upacara kematian bisa mencapai ratusan juta bahkan milayaran rupiah. Selain dari pemilik hotel, saya juga mengetahui banyak hal tentang upacara kematian di Tana Toraja dari seorang guide yang disewa oleh seorang turis asal Canada yang menginap di hotel yang sama dengan kami, beliau menceritakan tentang berbagai prosesi upacara kematian di Tana Toraja. 

Ketika saya berada di Toraja ada dua upacara kematian yang diadakan, namun saya melewatkan kedua upacara tersebut karena tidak dapat menemukan lokasi upacara tersebut berlangsung *sedih banget*. Namun di hari pertama di Toraja saya sempat mendatangi sebuah tempat yang menjadi tempat perayaan upacara kematian, namun sayangnya ketika kami sampai upacara tersebut telah berakhir.  Semoga dilain kesempatan saya bisa menyaksikan upacara pemakaman yang sangat terkenal itu :)
Pondok di tempat perayaan upacara pemakaman diadakan
tahang kerbau yang digantung menunjukan tingkatan sosial dari
penyelenggara upacara pemakaman tersebut
tempat penyembelihan kerbau pada saat upacara berlangsung

tempat pelaksanaan upacara pemakaman

Wisata Kuburan ala Tana Toraja


Berwisata ke pantai ataupun pegunungan yang berhawa sejuk mungkin seringkali jadi pilihan ketika travelling, tapi buat saya kadang traveling itu lebih dari sekedar liburan atau bersantai di tempat yang sangat nyaman, tapi bagaimana kita lebih mengenali tempat yang kita datangi. Nah, buat yang sering bilang "aku anti-mainstream" coba deh kalian kalo jalan-jalan jangan ke pantai atau ke gunung, itu udah mainstream coba deh jalan-jalannya ke kuburan. Iya, berwisata ke kuburan, bukan sesuatu yang mainstream kan? :))). Wisata ke kuburan ini bisa kalian lakukan di Tana Toraja. Dipostingan kali ini saya mau cerita perjalanan wisata saya ke beberapa kuburan di Tana Toraja. 


Tana Toraja ini merupakan salah satu tujuan favorit di Indonesia, baik oleh turis lokal maupun mancanegara. Bukan cuman wisata budaya, tapi pemandangan alam di Tana Toraja ini juga sangat cantik. Ketika saya berecana untuk ke Tana Toraja, saya sempat menanyakan ke beberapa teman yang sudah pernah kesana dan beberapa diantaranya merekomendasikan untuk melakukan a day tour di Tana Toraja. Setelah melakukan sedikit riset tentang tujuan wisata di Toraja, saya dan teman saya Lele memutuskan untuk menginap semalam di Toraja. Hal ini kami lakukan agar dapat mengunjungi beberapa tempat menarik yang ada di Tana Toraja yang beberapa diantaranya adalah kuburan khas Tana Toraja yang mungkin hanya ada di Tana Toraja. 

Bori
Tempat pertama yang kami datangi adalah Bori yang merupakan salah satu kompleks kuburan untuk para bangsawan suku Toraja. Selain berbagai ritual upacara yang dilakukan untuk sebuah kematian, hal lain yang menarik adalah orang yang telah meninggal tidak dimakamkan di dalam tanah, melainkan dalam batu. Tidak hanya makam para bangsawan, anda juga dapat menikmati kemegahan menhir yang merupakan batuan peninggalan jaman dulu yang masih berdiri kokoh. Menhir-menhir tersebut merupakan penanda meninggalnya pemuka adat atau tokoh masyarakat di Toraja. Selain melihat kemegahan menhir, kami juga mengunjungi wisata kuburan bayi dan kuburan batu lainnya seperti kuburan bayi Kambira dan kuburan Lemo serta Kete Kesu. 





Salah satu kuburan di Bori
Kuburan Batu di Kompleks pemakaman Bori
Menhir yang masih berdiri kokoh di Bori
Kambira
Setelah dari Bori, kami menuju ke Kambira dengan motor yang kami sewa. Jarak dari Bori ke Kambira luamayan jauh, sekitar satu jam ditambah dengan nyasar sana sini. Ketika sampai di kuburan bayi yang ada di Kambira, saya sendiri cukup tercengang. Kuburan bayi sangat berbeda dengan kuburan umumnya yang ada di Toraja. Kuburan bayi ini tenyata merupakan sebuah pohon besar yang disebut masyarakat sekitar dengan pohon Tarra yang telah berusia  ratusan tahun. Ketika kami sampai disana, tempat tersebut telah ramai oleh beberapa turis dari luar negeri dan beruntung kami bisa ikut mendengarkan penjelasan dari pemandu wisata turis mancanegara tersebut. Dari pemandu wisata tersebut kami tahu bahwa mayat bayi dikubur dalam sebuah lubang di pohon Tarra dan hanya bayi yang belum tumbuh giginya saja yang boleh dikuburkan dalam pohon Tarra. Getah yang dimiliki pohon Tarra membantu mengawetkan mayat si bayi dan menurut kepercayaan masyarakat setempat getah tersebut dapat menggantikan air susu ibu dari si bayi yang dikubur di pohon tarra.
Kuburan Bayi - Kambira
Pohon Tarra
Beruntung ada seorang guide yang sedang menjelaskan tentang sejarah pohon Tarra kepada turis, jadinya kami juga ikutan mendengar penjelasan guide tersebut.
Pohon Tarra yang berusia ratusan tahun
Lemo
Kuburan lainnya berada di Lemo dan Ketekesu. Kuburan yang ada di Lemo berbentuk tebing batu yang berukuran besar yang terletak di dekat sawah sehingga kami dapat menikmati pemandangan yang sangat menakjubkan, perpaduan antara kuburan khas Toraja dan hijaunya sawah yang ada disekitarnya. Dari Lemo kami langsung menuju ke Ketekesu yang merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi apabila berwisata ke Tana Toraja.
Pemandangan yang ada disekliling kompleks pemakaman Lemo
Kuburan batu di Lemo


Ketekesu
Ketekesu merupakan sebuah kompleks wisata yang cukup luas yang berjarak 4 km dari Rantepao. Di kompleks wisata ini terdapat makam batu serta goa. Selain makam, di Kete Kesu juga terdapat beberapa buah tongkonan atau rumah adat. Setelah mengunjungi beberapa kuburan khas Toraja, baru kali ini saya merasakan merinding ketika berwisata ke kuburan. Di Kete Kesu kita dapat melihat banyak tengkorak dan tulang belulang berserakan, dan hal inilah yang membuat saya bergidik ketika menaiki anak tangga menuju sebuah goa yang didalamnya juga terdapat makam khas suku Toraja. Menurut saya Kete Kesu adalah objek wisata yang paling wajib dikunjungi apabila anda melancong ke Tana Toraja, karena tempat tersebut merupakan cagar budaya yang menampilkan kebudayaan megalitik yang paling lengkap masyarakat Tana Toraja, mulai dari Tongkonan, kuburan khas Toraja, hingga ukiran-ukiran khas Toraja yang dapat anda temui di beberapa toko souvenir yang ada di dalam kompleks wisata ini. 
Tongkonan, bangunan khas Toraja
Jangan kaget meliat banyak tengkorak yang berserakan di kompleks kuburan ini
Tulang-belulang serta tengkorak yang berserakan di Ketekesu

Salah satu makam bangsawan yang ada di Ketekesu
Peti mati (erong)

Note : Rata-rata untuk masuk ke kompleks wisata diatas dikenakan biaya (seingat saya) Rp 5000. Untuk datang ke tempat-tempat wisata tersebut lebih baik menggunakan motor :) 
        

Happy travels :) 

Thursday

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 21 hosted by Pergidulu

Paradise 

Wonosobo, July 2010, taken by me with @pullipull 's camera.  
- paradise is where you can share a space with other people, street space, for example -