Sunday

Trip to The East Part 1 : Guiding Moeko Tanaka around the city – Ambon.

Bulan puasa kemarin saya dapat jatah pulang kampung lebih awal, karena liburan semester dan liburan lebaran yang jatuhnya hampir bersamaan saya mutusin pulang ke Ambon lebih awal. Setelah magang 3 bulan di Housing Resource Center Yogyakarta, saya pun pulang ke Ambon pada awal bulan Agustus. Seperti biasa pulang ke Ambon saya dengan maskapai si singo, dengan sekali transit di Jakarta. Sebenernya agak malas sih naik singo dan transit di Jakarta karna pesawatnya malam, sekitar jam 8 dari Jogja dan sampai Jakarta sekitar jam 9an, dan baru ke Ambon jam setengah 2 dini hari.

Sampai dibandara saya celingak-celinguk nyari teman, kali aja ada yang kenal, lumayan dari pada bengong hampir 5 jam transit di Soetta. Ternyata ga ada penampkan orang yang saya kenal, dan akhirnya saya dengar ada suara cewek dengan bahasa Indonesia seadanya yang check in di counter singo. Ternyata itu cewek oriental yang ngomong bahasa Indonesia patah-patah ama petugas counter singo, dan bilang tujuannya ke Ambon. YESSS!!!!setelah cewek itu check in, saya dengan sok PD-nya ngedekatin cewek itu dan nanya " are you going to Ambon?" then she said "Yes, you too?" Yessss, dapat teman.

Akhirnya kita masuk ke ruang tunggu barengan, dan ngobrol lumayan lama, dan dari situ saya tahu kalo namanya Moeko, seorang guru di Jakarta Japanese School di Jakarta. Moe ke Jogja cuman sekedar jalan-jalan dan belajar bahasa Indonesia di salah satu tempat kursus bahasa Indonesia di Jogja. Jadi ceritanya, si Moe ini mau liburan di Ambon karena baca buku yang ada ulasan tentang Ambon, she said " I just want to come to Ambon, because I heard that Ambon is so beautiful city" lalu saya bilang "Yes it is, so beautiful, but do you have any friend there?" trus dia bilang " No, I don't. I can travel around by taxi or any public transportation" Nahhh, jebakan betmen ini namanya. Moe ini ternyata beranggapan kalo di Ambon itu kayak di Jogja, yang ada taxi dan public transportation kayak transjogja. Akhirnya saya pun bilang ke dia, kalo di Ambon itu gak sama kayak di Jogja, dari bandara mau ke kota aja lumayan jauh. Dan….Jreeeng, dia pun kebingungan sendiri  dan nanya "Do you have any idea how I can travel around?"...Nah Lho...

Selama nunggu pesawat ke Ambon di Bandara Soekarno-Hatta, kami ngobrol tentang banyak hal, mulai dari Pendidikan, Musik, sampe  Politik *padahal aslinya saya juga buta soal politik :p*. Setelah diumumin buat masuk ke ruang tunggu saya dan Moe pun langsung masuk ke ruang tunggu, dan ketika sampai ruang tunggu ternyata langsung diumumin buat masuk ke pesawat. Karena seat kami terpisah maka saya dan Moe  berpisah di depan pintu pesawat, eits tapi it's not the end.

#Day 1Meskipun saya dari lahir dan besar di Ambon, sejujurnya saya sangat tidak mengenal kota kelahiran saya ini. Sejak kecil saya selalu dilarang kalo mau kemana-mana, maklum jaman saya kecil konflik di kota Ambon masih membara, beda banget sama sekarang. Kepulangan saya yang agak awal ke Ambon ini sebenarnya buat memperbanyak jalan-jalan dan mendekatkan diri dengan keluarga, Lhooo!! Lets skip to the Days trip with Moeko...

Setelah berjam-jam terbang dari Jakarta, akhirnya saya sampai di kota kelahiran tercinta ini. Saya kemudian bertemu kembali dengan Moe di ruang pengambilan bagasi, karna Moe tidak mempunyai barang yang dimasukin ke bagasi, dia dengan cantiknya menunggu saya mengambil barang bawaan bagasi saya yang segede-gede gambreng itu. Setelah barang-barang saya lengkap, saya bilang ke Moe kalo saya dijemput oleh supir dan kalau dia mau, boleh nebeng sampai ke penginapannya yang letaknya di tengah kota Ambon, yang berjarak 38 kilo dari bandara. Akhirnya Moe pun meng-iyakan penawaran saya dengan ucapan terima kasih berulang ulang dan sikap agak membungkuk khas orang Jepang kalau mengucap salam. Padahal sih saya juga seneng-seneng aja nganterin dia ke penginapannya. Akhirnya, saya ketemu dengan supir yang menjemput saya. Setelah di mobil Moe pun meminta saya untuk mengantarkannya ke sebuah wisma yang ada di tengah kota, yang namanya pun asing buat saya, dan untungnya pak supir tahu letak wisma atau penginapan tersebut. Di perjalanan saya dan Moe pun banyak bercerita tentang objek-objek wisata di kota Ambon, daaan back to the problem, dia bingung how to get there! Dan saya pun akhirnya mencoba menjelaskan rute angkot ke tempat-tempat tersebut, but in the end, she still ha he ha he alias bingung.

Setelah sampai di penginapan tempat Moe akan menginap, saya agak bingung siapa yang ngerekomendasiin ini tempat buat dia, dengan harga yang hampir 200rb per malam tempatnya tidak setara dengan harga yang dibayar. Tapi karena dia merasa dia nyaman disana, ya saya cuman bisa bilang "well, make your self comfortable" dan saya pun pamit untuk pulang ke rumah saya. Sebelumnya saya sudah janjian dengan Moe yang mau saya ajak buka puasa di rumah, dan menjemputnya sore hari.Sore harinya saya pun menjemput Moe untuk ikut berbuka puasa bersama di rumah saya. Orang rumah saya cukup terkejut saya bawa turis jepang ke rumah, tapi untungnya Ibu saya masak lumayan banyak. Moe juga langsung lengket sama ponakan saya, gak salah deh dia jadi guru TK
image
Makan malam masakan Mama.
image
Moe suka banget sama anak-anak, langsung lengket begitu ketemu Naufal, ponakan saya. 
Setelah makan malam, saya mengantar Moe untuk kembali ke penginapannya, namun sebelumnya kami mampir untuk jalan-jalan di landmark-nya kota Ambon yaitu Gong Perdamaian dan Lapangan yang juga berdekatan dengan balai kota Ambon dan kantor Gubernur Maluku. 
image
Gong Perdamaian Dunia
image
Kantor Gubernur Provinsi Maluku

#Day 2 : A day tripSetelah mendengar cerita dia nyasar kemana-mana sewaktu jalan-jalan di hari pertamanya di Ambon, saya pun besedia jadi guide-nya selama di Ambon. Saya pun menjemput Moe jam 10 di penginapannya. Selain saya, ada juga adik saya dan kakak sepupu saya yang ikutan ngajakin Moe jalan-jalan. And our first stop is .....
image
Patung Pahlawan Wanita Maluku, Christina Marthatiahahu-Karang Panjang.
image
Pemandangan Kota Ambon, dari Karang Panjang. 

Dulu sewaktu SD saya tinggal di rumah nenek saya di sebuah kompleks perumahan di daerah ini, dan sering main sepeda tiap hari minggu di tempat ini, namun baru saat ini saya sadar kalo tempat ini KEREN BANGET!Sewaktu tiba di tempat ini, saya dan Moe langsung menuju pintu masuk untuk naik ke patung tersebut, namun ketika kami datang ada serombongan bule – bule yang juga masuk kesana, dan karena saya datangnya juga bareng Moe yang wajahnya oriental abis, saya pun di palak Rp 6000 per orang sama bapak-bapak yang jaga pintu masuk.Setelah dari sana kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Liang, yang merupakan pantai favorit saya buat berenang di laut.
image
Ini jembatan legendaris di Pantai Liang, wajib punya foto disini kalo ke pantai liang. 
image
Pantai Liang, pantai favorit saya untuk berenang.

Tadinya sih saya mau renang di Pantai ini, tapi berhubung airnya surut dan lagi puasa lagi, jadinya kita cuman duduk sambil nikmatin angin yang bikin jadi ngantuk. Setelah dari pantai Liang kami menuju waiselaka. Waiselaka itu sebenernya cuman kolam yang dialiri air yang sering dijadiin tempat untuk mencuci pakaian oleh warga di daerah Waai, tapi yang membuat kolam ini istimewa adalah, ada puluhan belut raksasa yang dalam bahasa Ambon dikenal dengan nama Morea. Buat bisa ngeliat morea ini, kita harus meminta pawangnya buat mancing morea ini keluar dengan beberapa butir telur. 
image
Pawang Morea lagi mancing Morea buat keluar dengan sebutir telur. 
image
Moe ini berani banget megang morea dan bantuin pawangnya buat ngasih makan,

Yang bikin saya kagum ketika berada di tempat ini yaitu, masyarakat sekita tetap mencuci di kolam yang penuh dengan Morea, buat saya ini nunjukin indahnya kebersamaan "living along together" antara manusia dan hewan.  Selanjutnya kami ke air panas, Hatuasa lalu ke pantai Natsepa tapi sayangnya hp saya keburu mati jadi ga ada  photo session pake hp saya. Setelah seharian jalan-jalan kami pun kembali di rumah. Malamnya Moe menginap di rumah saya karena, besok paginya dia harus ke Bandara pagi sekali. Karena Ibu saya sedikit khawatir sama dia yang bingung gimana caranya ke badara jam 4 subuh, akhirnya dia disuruh nginap di rumah saya, biar besok subuhnya bisa diantar ke Bandara sama saya. Lucunya sewaktu kami sahur, si Moe juga ikutan sahur dan bilang kalo dia janji bakal makan setelah siang jam 12, alias dia juga ikutan puasa bedug :D Segitu dulu yak , au revoir!

Tuesday

SHE


She is the one who always tells “Do what you love, not what people ask for”
She is the one who always says “Follow your passion, do what your heart says”
She is the one who always says “Dreaming high, work and study harder, and you can make your dreams come true”
She is the one who always says “Do not let anyone ruining your dream”
She is the one who always says “You can go out there, YOU CAN”
She is the one who always makes me awake till midnight to discuss with her for hours.
She is the one who makes me learn so many things that I’ve never learned before.
She is the one who makes me so confident to face the world.
She is the one who makes me turn into an extrovert person.
She is the one who makes me know that life is worse than I know and teach me how to face it.
She is the one who makes me believe that impossible is nothing.
She is the one who makes me realize how important to believe in everything that I have done. 
She driving off-road car with her kids everywhere
She plays with her kids
She tells bedtime story to her kids
She sleeps when everybody went bed.
She wakes up early morning and makes really yummy breakfast for her family.
She is a good mother for her daughter and son
She is a good wife for her husband
She is a good sister for her brother and sister
She is a good daughter for her parents
She is a good teacher for her kids
She is a good friend for her friends
She is a good friend to share
She is a good chef for her family
She is beautiful
She is smart
She is friendly
She is lovable
She is a sister
She is an aunt
She is a friend
She can be everything that I need
SHE IS ULLY PITALOKA
There is nothing I can give to return her kindness to me. A million thanks for everything that you have taught me
Happy birthday Kak :) 

Kak Ully dan Lala 



Sunday

Let's Get Started.....


Bulan November lalu saya mengikuti sebuah workshop tentang kepenulisan kreatif. Acara tersebut diselenggarain oleh Gagasmedia dan Bukune yang diadain di Gedung PLA, Fakultas Bahasa dan Seni, UNY. Pembicara yang bakalan ngisi workshop tersebut orang-orang yang pengen banget saya temui, yaitu Windy Ariestanty (Pemred Gagasmedia dan Bukune), Alanda Kariza (penulis Dream Catcher), Alit Susanto (penulis Skripshit), dan Christian Simamora (salah satu editor di Gagasmedia). Dari keempat pembicara tersebut Mbak Windy dan Alanda adalah pembicara yang menjadi alasan saya buat ikutan workshop ini. Mbak Windy selain sebagai pemred Gagasmedia dan Bukune, Mbak Windy ini penulis Life Traveler yang merupakan salah satu novel favorit saya, sedangkan Alanda siapa sih yang gak kenal sama Alanda Kariza, selain sebagai penulis, dia juga seorang aktivis yang sudah ke berbagai negara karena prestasinya, dia juga salah satu penggagas Indonesian Youth Confrence.


Alit, Christian, Alanda, Mbak Windy


Tanda tangan Mbak Windy di life traveler saya :) 


Nah, dalam workshop yang berlangsung hampir 3 jam itu, tiap pembicara memaparkan berbagai materi tentang kepenulisan kreatif, mulai dari bagaimana cara menjadi penulis yang kreatif, sampai bagaimana agar buku yang kita tulis dapat diterbitkan. Materi tentang bagaimana menulis kreatif dibawakan oleh Alanda dan Alit, sedangkan Christian mengulas tentang elemen-elemen yang ada dalam sebuah novel fiksi, dan Mbak Windy memaparkan tentang kiat-kiat agar sebuah tulisan dapat dijadikan buku dan diterbitkan. Yang saya ingat banget, adalah ketika Mbak Windy ngomong kalo menulis itu adalah sesuatu yang harus dilatih, ga ada orang yang lahir di dunia ini langsung bisa nulis, bakat itu diasah bukan didapat gitu aja. Selain itu, Mbak Windy juga ngasih saran buat penulis pemula untuk tulis aja apa yang kalian suka atau yang kalian tahu dulu dan selalu konsisten dalam menulis. Kata-kata Mbak Windy tersebut bikin saya kayak ditepuk pundaknya dan langsung punya niat buat mulai untuk rajin menulis. 

November…Desember….

Niat buat mulai rajin nulis tinggal niat, no action. Selama dua bulan belakangan ini saya memang menyibukan diri dengan diam doang dirumah sampai dikira temen-temen kampus lagi gak di Jogja karena gak pernah ke kampus. Sampai pada sabtu malam kemarin, ketika bertemu teman saya yang menyinggung tentang hobi saya jalan-jalan, dan menanyakan apakah saya punya blog. Sebenarnya saya sudah menuliskan beberapa cerita jalan-jalan saya di tumblr saya, namun saya memang belum konsisten untuk terus menulis, dan sejak malam itu niat yang sempat menggunung itu muncul kembali untuk mulai kosisten dalam menulis. Akhirnya saya memutuskan untuk menjadikan blog ini sebagai wadah cerita jalan-jalan saya sedangkan tumblr hanya sebagai photoblog dan seperti kata Mbak Windy mulai dulu dari apa yang saya suka, jalan-jalan. So, lets' get started….